05 August 2008

Post Power Syndrome


Pernah denger gag guys dengan istilah itu?? klo diartikan ke bahasa indonesia syndrome means gejala, jadi post power syndrome mungkin bisa diartikan gejala-gejala pasca kekuasaan disini saya mengibaratkan adalah senioritas. Gejala ini umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya mempunyai kekuasaan atau jabatan namun hampir tidak menjabat lagi. Bukannya mau berburuk sangka, tapi saya rasa saat ini begitulah orang-orang yang dekat dengan saya terutama dilingkungan kantor saya. Diantara temen-temen yang sudah dulu masuk ke lingkungan PNS alias lebih senior, tentu saja mereka lebih tua dan jauh lebih tua dibandingkan dengan saya. Beliau-beliau mukin akan menghadapi pensiun antara 3-5 tahun kedepan, nah !! itu dia mengapa saya sebut mereka dengan Post Power Syndrome. Gejala dari penyakit psikologi ini antara lain menunjukkan perilaku yang cepat tersinggung, emosi, gengsi banget menerima pendapat dari orang yang jauh lebih muda , merasa ketakutan, dan tidak percaya diri. Itu adalah fase yang wajar disetiap kehidupan, cuma kita mesti pikirin juga sebelum hal itu terjadi. Mungkin pada saat ini saya belum bisa merasakan, tapi ketika memasuki usia 50 tahun dan menjelang pensiun well it's could be happen to us. Untuk itu saya punya cara mengatasinya atau cara mengatisipasi supaya hal itu tidak terjadi pada kita :

yang pertama
Kita harus sadar bahwa senioritas, jabatan atau kekuasaan tidak bersifat abadi, karena itu adalah karunia dari Allah SWT yang diamanahkan ke kita, jadikanlah kita sebagai alat yang dipercaya kepada Allah SWT untuk menjalankan kekuasaanNYA, maka dengan kekuasaanNYA itu pula jabatan atau kekuasaan akan kembali lagi kepada NYA.
yang kedua
Kita harus belajar rendah hati. Tidak boleh sombong ketika mendapat jabatan, tidak boleh show power, jadikan bawahan adalah rekan kerja dan bukan pembantu. Ikuti perkembangan jaman dan tidak malu untuk belajar pada orang yang lebih tau walaupun dia dibawah anda. Dengan melihat akan realita perkembangan jaman tentu kita akan lebih siap menghadapi krisis yang satu ini.
yang ketiga
ketika kita menjabat jangan berfikir mengenai bagaimana mempertahankan kekuasaan, tetapi sebaikkan kita memikirkan untuk melakukan kaderisasi, karena dengan memberikan pendidikan dan pelatihan nantinya akan lebih dihargai, sebab sudah menanamkan regenerasi yang baik.
yang keempat
sebanyak mungkin melakukan kebaikan selama kita menjabat. jika kita banyak menyakiti hati orang, kita banyak menindas orang pasti post power syndrome akan lebih dekat dengan kita. Tujuan utama kekuasaan bukan agar kita dihargai orang lain, tetapi supaya kita agar berbuat banyak kesejahteraan bagi orang lain.
yang kelima
Ikhlas... itu adalah yang terpenting. Ikhlas menerima kenyataan bahwa kita tidak menjabat lagi. dan bersyukur karena kita mendapat kesempatan untuk menjabat.

Okey moga-moga kita terhindar dari penyakit psikologi itu. Amiiinnn